![]() |
(Kopi Arang) |
Meminum kopi sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa
dihilagkan dalam keseharian. Hampir disemua kalangan kopi selalu menemukan
penggemarnya. Terdapat banyak jenis sajian kopi yang tersebar diseluruh dunia,
sebut saja yang terkenal seperti Espresso, Cappuchino, moccacino, Late dan
banyak pengembangan-pengembangan lainya. Kopi memang merambah kesemua kalangan,
juga termasuk ke status sosial kopi tidak memilih kasih untuk para penggemarnya.
sebagai contoh kita bisa menemui seduhan kopi dari pedagang kaki lima sampai
dengan kopi starbuck yang suadah mendunia.
Namun banyak dari pencinta kopi tidak memperdulikan jenis
kopi yang mereka minum. Kopi dalam citra banyak orang adalah hitam pekat dan
pahit. Yang penting pahit adalah esensi yang sering dilontarkan penikmat kopi. Namun
tak banyak juka penikmat kopi yang menyesuaikan rasa pahit kopi dengan
menambahkan sesendok gula atau mencampurnya dengan susu agar bisa menikmati
kopinya. Para pencinta kopi biasanya lihai membedakan jenis-jenis kopi yang
mereka minum dari kopi Arabica, Robusta, Libercia sampai dengan excelsa. Dan Arabica
dan Robusta adalah kopi yang banyak kita nikmati dikeseharian kita karena
merupakan varian kopi yang tumbuh di Indonesia.
Maka jika berbicara tentang kopi seluruh ekspektasi kita
dipenuhi oleh rasa pahitnya, teman begadang, teman kerja, media penyambung
komunikasi jika sedang diskusi dan masih banyak lagi khasiat kopi dari yang negative
hingga yang paling bermanfaat. Jika berkunjung ke Yogyakarta kalian mungkin
tidak akan asing dengan sajian Kopi Arang dan angkringan disekitar jalan Malioboro.
Kopi ini dinamai Kopi Jos dan pada kopi tersebut dimasukan arang kedalamnya. Mungkin
jika meminum kopi hitam atau kopi susu sudah menjadi hal yang biasa, namun
bagaimana dengan kopi hitam ditambah arang.? Ini akan menjadi pengalaman
tersendiri tentunya dengan sajian yang tidak seperti biasanya.
***
![]() |
(Tugu Yogyakarta) |
Disuatu sore hari diawal Desember dan juga awal musim
penghujan, awal Desember kemarin. Saya mengunjungi kota yang disebut istimewa itu.
Sebuah kota yang ramah dan ciri khas budayanya yang masih terjaga. Saya berkunjung
ke Yogyakarta, kota ini sangatlah terkenal bagi seluruh traveler atau backpacker
local maupun Manca Negara. Kota ini dipenuhi dengan tempat wisata, ciri khas
budayanya yang masih kental ini yang membuat dimanapun kita berada seperti
sedang mengunjungi tempat yang istimewa, rasanya disetiap sudut kota ini adalah
tempat wisatanya Yogyakarta.
Bila melihat pembangunan di kota ini, kita tidak akan
melihat gedung-gedung pencakar langit karna letak bandaranya yang berada di
dalam wilayah kota Yogyakarta. Perekonomian di kota ini mungkin tidaklah jauh
berbeda dengan kota besar lainya. Kehidupan disini juga tidaklah jauh berbeda dengan
kehidupan di kota-kota lainya, perbedaan yang paling mendasar dalam
perekonomianya adalah kuliner-kuliner disini sangat murah namun jika kita
tentunya berbelanja pada warung-warung di pinggir jalan yang banyak tersebar di
kota ini. angkringan dan kedai kopi sangat banyak kita jumpai di kota ini.
Kedai kopi mungkin menjadi primadona di kota ini. Yogyakarta
bukan hanya terkenal dengan budayanya tetapi juga kota ini terkenal sebagai
kota pendidikan. Universitas terbesar kedua berada di kota ini yaitu UGM,
didekatnya ada UNY dan kampus kampus lain yang banyak didirikan di Yogyakarta. Itulah
mengapa kedai kopi atau angkringan menjadi primadona. Dengan banyaknya kampus di
kota ini saya berpikir bahwa masyarakat di kota ini pasti dipenuhi dengan
mahasiswa-mahasiswa. Kalangan anak muda ini pasti akan memilih angkringan dan
kedai-kedai kopi sebagai tempat makan dan nongkrongnya, karna tidak semua dari
mahasiswa berasal dari kalangan sosial
yang tinggi. Dengan itulah sajian rasa kopi banyak mengalami banyak permainan
rasa yang kadang diluar ekspektasi kita seperti halnya Kopi Arang.
Sore itu saya putuskan untuk mengunjungi kawasan Malioboro untuk
memenuhi rasa penasaranku dengan seduhan kopi yang katanya sudah melegenda di
kota ini. saya naik Grab kearah Malioboro, untungnya drivernya adalah
masyarakat asli Yogyakarta dan dengan keterbatasan referensi akan Kopi Arang
ini saya mencoba untuk mendiskusikanya dengan bapak driver yang ternyata
welcome dan mengetahui banyak hal tentang perkembangan di kotanya ini.
![]() |
(LIK MAN) |
Saya menanyakan Kopi Jos, dan Kopi Arang, dan lantas bapak
ini langsung merekomendasikan Kopi Jos Pak Man. Katanya Pak Man adalah salah
satu orang yang mempunyai andil besar pada seduhan Kopi Arang itu. Selama diperjalanan
bapak ini secara rinci menceritakan kalau disana sekarang banyak terdapat
angkringan sekaligus Kopi Jos ditambah arang. Kopi Arang menjadi magnet untuk
para penggemar kopi yang berkunjung ke Yogyakarta. dan peluang ini dimanfaatkan
oleh masyarakat lain dengan membuka angkringan dan Kopi Jos serupa dengan apa
yang Kopi Jos dan angkringan Pak Man buat disekitar Malioboro. Dengan senyum
yang ramah saya memuji Inovasi seduhan kopi Pak Man dan teman-temanya.
Kopi Arang menjadi referensi tambahan tempat wajib yang
harus dikunjungi jika sedang berada di kota Yogyakarta. Tidak berapa lama
sampailah saya kawasan Malioboro, betul saja disini terdapat banyak angkringan
yang bertukliskan Kopi Jos, setelah berterimakasih atas informasi yang
diberikan bapak driver saya mulai menyusuri angkringan-angkringan bertuliskan Kopi
Jos ini mencari angkringan dan Kopi Jos milik Pak Man. Dikawasan ini memang
tidak sulit menemukan sajian Kopi Arang namun sebagai penggemar kopi tidak lengkap
rasanya jika tidak menikmati sajian Kopi Arang dari orang yang menyeduhkanya
lebih awal hingga menjadi legenda seperti sekarang. Menurut saya selalu ada
perbedaan rasa seduhan kopi disetiap orang dan jika memang Pak Man adalah orang
yang mengenalkan pada dunia Kopi Arang ini saya tidak akan ragu dengan rasanya yang
pasti akan terbukti istimewa.
Karena takut akan salah memasuki angkringan dan Kopi Jos
yang bukan Pak Man saya coba untuk bertanya dan betul saja, seertinya Pak Man
sangat populer di kota ini. orang yang kutempati bertanya langsung menunjuk
sebuah lorong yang berjejer angkringan dan Kopi Jos disana. Tidak membuang-buang
waktu saya langsung melangkahkan kaki kearah angkringan dan Kopi Jos dilorong
itu. Dibahu jalan lorong itulah saya menemukan angkringan dan Kopi Jos dengan
tulisan Lik Man. Sebagai orang yang bukan berasal dari jawa saya tidak mengerti
dengan Tulisan besar Lik Man disana, didalam pikiranku betanya-tanya apakah
betul ini Kopi Jos dan angkringan milik Pak Man.
Didalam kereaguan itu saya memberanikan diri untuk bertanya
pada seorang lelaki tua yang duduk disebelah tungku dan sedang menyeduh kopi. Saya memastikan
apakah ini tempat Pak Man.? Dan dengan senyum yang ramah laki-laki tua itu
menjawab iya ini angkringan Pak Man, dan tanpa ragu lagi saya langsung memesan
segelas Kopi Arang. Diangkringan ini anda bisa duduk menikmati Kopi Arang
diseberang jalan yang berlawanan. Di bahu jalan sebekah kanan adalah tempat
angkringan ini meracik Kopi Arangnya dan dibahu jalan sebelah kirinya
tikar-tikar di bentangkan disana untuk tempat kita menikmati Kopi Arang. Tempat
ini sangatlah ramai, para pejalan kaki yang mengarah ke Malioboro menyempatkan
diri menikmati Kopi Arang atau mengisi energy mereka dengan
angkringan-angkringan yang banyak berjejer disepanjang jalan.
Tidak lama berselang Kopi Arang mendarat di mejaku. Akhirnya
rasa penasaranpun terobati, kopi ini disajikan digelas kaca yang berukuran
sedang. Secara visual kopi ini terlihat lebih hitam dari kopi yang pernah saya
jumpai. Arang hitam yang sepertinya masih hangat mengapung didalam gelas. ini
sepertinya yang menambah warna gelap pada kopi. hal berikutnya yang membuat
penasaran adalah rasa kopi ini seperti apa.?. Kopi Arang ini memang dari penyajian,
kita hanya menemukanya di Yogyakarta. Kopi yang digunakan merupakan kopi
tadisional yang dipetik langsung di Klaten. Proses penyiapanya langsung oleh
pemilik Kopi Jos, kopi disangrai dan di tumbuk secara halus. Kopi ini disajikan
dengan air yang dimasak didalam ketel yang dipanaskan menggunakan arang. Dan arang
yang digunakan bukanlah sembarang arang, arang ini merupakan jenis kayu sambi yang
dapat ditemui di Kalimantan.
Soal rasa.? Memang racikan tiap orang berbeda-beda. Kopi
Arang milik Pak Man memang tidak diragukan lagi cita rasanya. Rasa kopinya
sedikit berbeda dengan kopi yang pernah saya minum. Sejauh ini, saya harus
mengakui kalau Kopi Arang adalah kopi paling unik dari segi cita rasa. Mungkin dengan
adanya arang dari kayu sambi dan semua prosesnya yang masih tradisional
sehingga rasanya sangat natural dan pastinya sangat nikmat. Menurut saya kopi ini
akan bersahabat dengan siapa saja, wajar saja jika kopi ini sangatlah istimewa di
kota ini. saya mencoba menikmatinya perlahan-lahan seperti biasanya, padahal
jika menambah segelas atau dua gelas lagi tidaklah masalah, karena kopi ini
harganya sangat murah hanya Rp. 5000. Namun begitulah menyeduh kopi bukan
tentang siapa yang paling banyak tapi tentang bagaimana kita menikmatinya.
Tidak terasa langit kota Yogyakarta semakin gelap,
orang-orang semakin ramai mengunjungi tempat ini. saya sangat menikmati Kopi
Jos milik Lik Man pada malam ini. dan sepertinya ini adalah salah satu
kunjungan tempat wisata yang paling saya nikmati. Saya tidak banyak
mendokumentasi saya hanya duduk menikmati Kopi Arang yang istimewa di kota ini.
terkadang hal-hal sederhana sanggup memenuhi segala ruang ekspektasi kita. Saya
berniat mengunjungi sebuah tempat dan berharap menikmati suasananya dan saya mendapatkannya
disini, Kopi Jos milik Pak Man.