Dari Kisah dan Doa



Masih hangat dipikiran, senang rasanya bisa mendengar kisah-kisah perjalanan dari tuah nya. masih ku ingat begitu antusiasku, menanyakan berbagai hal menyenagkan itu. imajiku melayang, membayangkan kemana alur membawa kisah-kisah perjalanan mereka. seorang teman, aku atau ia tak pandai bercerita, iya pandai berpuisi dan terlebih bakat itu ia asah selama ia menyusuri beberapa pulau yang wajib aku kunjungi katanya.

Ia bercerita terbata-bata, aku selalu menyelanya menanyakan ini itu. entah kenapa kisah-kisah perjalanan selalu menjadi magnet yang membuatku selalu penasaran untuk menayakan berbagai hal. baik. ia berkeliling ke Labuan Bajo dua tahun yang lalu selepas kuliah. foto-fotonya banyak ia abadikan di dunia maya, tentu di dunia itu akan abadi dan bayak pasang mata menjadi saksi perjalananya.

Dan ya betul saja, saya yang paling tertarik menanyakan perihal perjalananya. malam itu, di kamar itu sangat riuh, beberapa kawan lama berkumpul. kami berkerja di perusahaan yang sama setahun setelah perjalanannya. ia setengah berbaring, setengah badanya berbaring dan setengahnya menyandar di dinding kamar, kau pasti mengerti, ketika kalian mulai akrab bagaimanapun posisi dudukmu itu tidak lah masalah. semua saling menanyakan berbagai hal setahun belakangan ini. aku berdiri, aku memberitahunya, aku akan membuat kopi untuk kalian, aku ingin bertanya perjalananmu ke Labuan Bajo. beberapa saat kemudian aku menghilang dari keriuhan itu dan mulai meracik beberapa gelas kopi.

Ia mulai mengisahkan setahun yang lalu. kami mulai menyimak dengan serius., lalu.. ia tersenyum dan berkata ah.. jangan terlalu serius, kalian tau motor Jupiter hijau yang sering saya pakai ke kampus dulu. kami meng ia kan, jelas kami tau motor seluruh angkatan kami,  ya seluruh mahasiswa angkatan kami kala itu memiliki motor entah itu dari semester awal atau beberapa semester setelahnya. beberapa dari kami bahkan menjuluki motornya dengan nama-nama aneh. setiapa motor tentu memiliki kisah unik yang sulit dilupakan. ia.. sambil tertawa mengatakan, aku menjualnya sebelum ke Labuan Bajo.

Lanjut ia berkisah. ia meminta izin ke Ibunya, berniat ke Labuan Bajo beberapa bulan setelah menjual motornya. ibunya mengiakan, dari uang penjualan motor itu beberapa jutanya ia berikan ke ibunya untuk uang muka motor baru katanya. sisanya ia pakai untuk perjalananya. kemudian ia berkata aku memegang uang dua juta rupiah untuk perjalana itu. aku menhelanya, dua juta, apa itu cukup,? jelas dananya sedikit mengusikku. aku melihat dokumentasi perjalanannya, ia mendaki ke gunung rinjani, setelahnya ia dan beberapa kawanya menyebrang ke Gili Terawangan dan setelahnya mengambil paket sail keliling pulau Labuan Bajo. sekali lagi saya ngotot, itu tidak mungkin cukup.

lalu ia melanjutkan lagi, beberapa orang diruangan itu sependapat denganku dan penasaran. ia menjawab jelas itu tidaklah cukup, namun saya tidak sendiri, beberapa teman bernasib baik dalam kehidupan ini, beberapa rupiah rela ia tebus demi perjalanan ini, temanku, katanya ia mulai mengisahkan beberapa teman seperjalanannya, dialah yang mengajakku dan beberapa orang lainya. ia sudah menyiapkan perjalanan ini jauh-jauh hari, kau tau ia membeli drone, gopro dan beberapa kaos putih. kau pasti tau saya mempostingnya. saya lantas mengingatnya dan mengiakan. didalam bayanganku saya mengira ia bertemu beberapa teman teman baru selama di perjalanan.

kemudian. ia menjelaskan rencana awal mereka hanya ingin  mendaki di Gunung Rinjani. gunung itu merupakan salah satu Seven Summit Indonesia. dia memperlihatkan beberapa foto terbaiknya selama mendaki di gunung Rinjani. saya bangga ucapnya. itu pengalaman yang sangat berharga. dikesempatan yang lain jika Tuhan mengijinkan saya ingin mendaki lagi di gunung Rinjani. itu adalah gunung paling cantik yang pernah saya kunjungi seumur hidup saya, namun saya tidak tau bagamana jika mendakinya untuk kedua kali. semoga tidak luntur, katanya dengan bangga.

kami turun dari gunung Rinjani, dengan bahagia. beberapa temanku bahkan sampai menangis, itu adalah pendakian terbaikku. sesampainya dibawah kaki gunung Rinjani ide-ide liarpun mulai bermunculan. memang manusia ini di bekali rasa tidak puas. kami belum puas untuk mengakhiri kebersamaan, perjalana selama dirinjani sangat berbekas. rasanya sanyang jika momen itu luntur begitu saja. pada akhirnya kami memutuskan untuk menyebrang ke gili terawangan. kami masi menyimak dan mulai menikmati kisahnya, dalam pikiranku saya tidak mengerti peta Nusa Tenggara Barat, kata-kata menyebrang yang tidak bisa ku maknai tertutup begitu saja dengan keindahan gunung Rinjani di dalam bayang-bayang pikiranku.

lalu di Gili Terawangan. ia berkata tidak ada tempat sebebas Gili Terawangan. katanya disana dipenuhi turis, sebuah pulau yang ramai. banyak turis bersepeda lalu lalang mengelilingi pulau. di hari-hari tertentu akan ada pesta bagi wisatawan. semua berbaur katanya. pulau yang sangat menarik katanya, namun belum sampai mengeksplore seluruh keindahan Gilli Terawangan mereka mulai membelok haluan mengambil paket sail di Labuhan Bajo. seorang teman rela merogoh tabungannya untuk perjalan pamungkas itu katanya.

jelas itu adalah kesempatan berharga katanya. saya tentu saja tidak menyia-nyiakanya. dan lagipula saya tidak ingin merusak suasana liburan dengan menolak tawaran itu. kami sama-sama menikmati perjalanan ini dan mungkin saja itu hanya terjadi sekali dalam hidup ini. lalu jelas tidak ada alasan untuk menolak dan semua teman-teman kami sependapat, kami mengiakan, keesokan harinya kami bergegas ke kapal.

Labuan Bajo, kalian harus mengunjunginya, ia menatap kami. itu tempat yang sangat indah. saya tidak melebih-lebihkan. kalihan lihatlah fotoku, ini di pulau Padar salah satu pulau ter indah yang ada disana. ya kami tercengang dia tidak melebih-lebihkan. kami di kapal selama tiga hari, mungkin kalian berpikir itu akan membosankan, tapi tidak entah kenapa kami tidak dibuat bosan, mungkin kalian berpikir kami kelelahan dengan perjalanan dari Rinjani, nyatanya tidak. pulau dan pemandangan di labuan bajo menambah energi kami.

kami mengunjungi beberapa pulau-pulau selama tiga hari itu. sangat menarik, pulau-pulau disana sangat unik, ada beberapa pulau yang pantainya berwarna pink, ada pulau komodo dan pulau padar. dibeberapa pemberhentian entah kenapa kau pasti ingin berenang. pokonya lengkap sudah perjalan itu. dan ya perjalanan sangat panjang. ia menutup kisahnya dan tentusaja kami tidak bisa berkata-kata. hanya hati yang berkata semoga suatu hari saya bisa beruntung berkunjung ke Nusa Tenggara Timur.

***

Waktu berlalu bagai angin. kisah itu berhembus, namun saya masi mengingatnya. Tentu dalam hidup ini bukan kita yang berkehendak. Doa itu mengalir hingga mengetuk pintu Ilahi. " Hari ini setelah mengingat kembali kisah yang berlalu, saya berada di Kota Kupang Ibu kota NTT"..

-Bersambung-

Muh. Fajri Salam



Popular