Suka Duka Naik Kapal Pelni
Makassar
macet sore ini. Kota tebesar di Sulawesi ini akhirnya hampir tidak bisa
menampung kendaraan roda dua dan empat yang mengambil bagian menjalani hidup di Kota ini. Roda-rodanya memenuhi setiap ruang badan jalan besar, yang menjadi
sempit dibuatnya hanya sekadar mengantri giliran lewat di lampu merah ataupun
menyeberangi perempatan jalan yang padat merayap. Di tengah dan sisi jalan
tampak terlihat beberapa badan jalan ditutupi seng dan didalamnya beberapa alat
berat melakukan aktivitas menggali dan sebagainya, badan-badan jalanpun
dibuatnya semakin sempit, dan rupanya proyek pembuatan jembatan layang di
gadang-gadang sebagai solusi terbaik mengatasi kemacetan yang semakin parah.
Hari ini
saya berniat mengunjungi Kota Semerbak, Kota ini merupakan rumah kedua
bagi saya. Saya tinggal di Kota ini pada tahun 2008-2011 dimana saya
menyelesaikan Sekolah Menengah Atas disalah satu sekolah Negeri di Kota ini.
Jarak Makassar ke Kota semerbak cukup dekat walaupun Kota ini masuk pada
bagian Provinsi lain yakni Sulawesi Tenggara. Pilihan transportasinya Cuma dua yakni Pesawat atau Kapal
Pelni. Orang-orang bebas memilih kedua transportasi tersebut, karena menurut
saya, kedua transportasi tersebut adalah yang teraman saat ini.
Kunjungan
kali ini hanya sekedar berjalan-jalan saja, tidak ada agenda khusus selain jalan-jalan. Dan saya rasa jika ada orang yang hendak
menanyakan kehadiranmu baik hanya sekedar basa-basi semisal bertanya sedang apa
di Kota ini apa agendamu.?, beberapa orang mungkin akan bertanya seperti itu
dan jawaban terbaik dan memancing pembahasan menarik adalah jalan-jalan,
orang-orang mungkin kemudian akan bertanya hendak kemana saja di Kota ini,
dan mungkin bisa saja dia akan merekomendasikan sebuah tempat yang mungkin saja
kita belum pernah mengetahuinya.
Dari dua
transportasi tersebut antara menggunakan Pesawat atau Kapal Pelni, saya memilih
menaiki Kapal Pelni kali ini. Kenapa Kapal Pelni bukan pesawat.? Yang pertama
harga, tiket Kapal Pelni ini tergolong murah meriah, kalian mungkin tidak
menyangka bahwa harga tiket Kapal Pelni dari Makassar ke Bau-Bau itu lebih
murah dibandingkan dengan harga tiket dari Bau-Bau menuju Kab. Wakatobi
yang merupakan kampung halaman saya. Padahal jarak antara Makassar ke Kota Bau-Bau lebih
dekat dibandingkan dengan jarak Kapal kayu dari Kota Semerbak ke Kab Wakatobi. Yah karena moda transportasi ini adalah milik, Negara kemungkinan
besarnya jadi harga tiketnya terjangkau. Jadi poin pertama adalah harganya yang
terjangkau.
![]() |
(Sinabung, Foto by Google) |
Yang kedua
saya sedang tidak terburu-buru untuk mengunjungi Kota Semerbak. Dalam perjalanan
waktu menjadi salah satu yang paling berharga. Sebagian orang memilih
memaksimalkan waktu dengan tidak membuang-buangnya, yakni dengan menggunakan
moda transportasi yang cepat pula. Namun
sebagian orang juga memilih waktu yang lenggang dengan mencoba memaknai
perjalanan yang lumayan panjang. Dan disinilah terkadang kita menemui suka dan
duka dari perjalanan tersebut.
Kapal Pelni
terkadang memiliki citra yang buruk dari beberapa orang yang pernah berlayar
bersamanya. Salah satunya adalah ruangan
yang sempit didalam kelas ekonomi. Kebanyakan orang memilih membeli tiket kelas
ekonomi, mungkin karena kebanyakan orang yang memilih naik Kapal Pelni adalah
orang-orang yang berada pada bagian ekonomi menengah kebawah. Dahulu kelas di Kapal
Pelni terdiri dari kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan kelas ekonomi. Dan tentunya
setiap kelas memiliki keunggulan tersendiri dari segi fasilitas dan juga
pelayanan, dan yang paling rendah mungkin kelas ekonomi dengan fasilitas dan
pelayanan yang seadanya saja. Namun sekarang wajah Kapal Pelni tidak sama lagi
dengan Kapal Pelni yang dahulu, sekarang tidak ada lagi kelas-kelas yang
membedakan. Kebijakan ini berawal dari mentri perhubungan kalau tidak salah
sepertinya "Ignasius Jhonan" yang kala itu mensurvey dan melihat bahwa ruangan
yang selalu padat dan sampai tidak mendapatkan tempat lagi adalah kelas ekonomi
sedangkan dikelas 1,2 dan 3 banyak ruangannya yang kosong. Jadi keluarlah
kebijakan dimana seluru kelas sekarang adalah kelas ekonomi.
Dan satuhal
lagi yang menganggu dan sering disesalkan oleh sebagian besar atau mungkin
semua penumpang Kapal Pelni yaitu delay. Kapal Pelni memang jagonya kalau
masalah molor. Misalnya nih jadwal Kapal yang ada di tiket jam 17:00 dan yang
terjadi Kapalnya berangkat jam 18:30 sampai 19:00 dan disinilah kadang-kadang
sisi dramatis keberangkatan menggunakan Kapal Pelni sering terjadi. Jadi dalam
perjalanan kali ini saya berangkat bersama saudara perempuan saya. untuk
masalah waktu, saya bukanya sombong nih, saya masuk pada golongan orang-orang
yang disiplin. Jadwalnya jam 17:00, saya selalu berangkat 2 jam lebih awal
untuk menghindari kemungkina-kemungkinan buruk yang terjadi apalagi di Kota Makassar.
Beda halnya
dengan saudara perempuan saya, jadwal Kapal jam 17:00 dia dengan santai
menelpon pada jam 16:30 hanya sekedar memastikan Kapalnya sudah sandar di Pelabuhan
atau belum. Pastilah Kapalnya sandar 2 jam sebelumnya dimana mereka harus
membongkar muatan Kapal, membuang sampah, mengisi bahan bakar dan air untuk
persediaan pelayaran. Dan kurang 30 menit dia baru keluar lorong dimana kondisi
jalan di Makassar saat itu lagi macet-macet parahnya. Nelpon taxi, taxinya
terjebak macet, nelpon Grab, Grabnya tidak bisa mutar, and well bleng, ya udah
panic, dikit- dikit telpon Kapalnya sudah berangkat belum, saya harus gimana,
bla bla bla. Saya suruh saja berdoa supaya Kapalnya Delay.
Singkat
cerita, pada akhirnya dia naik Bentor (Becak Motor). Bentor ini kalau di Makassar
hanya bisa beroperasi di lorong-lorong saja. Namun pada hari itu dengan kondisi
yang serba tidak memungkinkan dia akhirnya naik bentor, katanya dia
bayarnya Rp 30000 seharga taxi biasa. Dan setelah lari marathon dari pintu
masuk sampai dengan pintu keberangkatan. Tibalah saat mendramatiskan itu, Kapalnya
betul-betul delay dan disana kita bisa melihat dua golongan manusia, yang
pertama yang kecewa yang kedua adalah yang bersyukur walaupun agak kecewa juga
ya karna sudah buru-buru sampe harus naik bentor dan lari marathon. Hikmah yang
bisa dipetik pada keadaan tersebut kita harus mengusahakan untuk selalu disiplin pada waktu,
dimanapun keadaanya.
Berhubung Kapal
Pelni ini rutenya dari Jakarta sapai Serui dan kemudian akan kembali lagi dari Serui
menuju Jakarta jadi bisa saya putuskan, adalah sebuah keajaiban mendapatkan
tempat tidur. Dan kenyataanya memang seperti itu, seluruh tempat tidur disemua
dek Kapal sudah dipenuhi oleh penumpang malah sudah ada yang melantai di setiap
ruang kosong Kapal yang bisa ditempati. Beberapa orang mungkin ibah berhubung
didalam situasi senasib sepenanggungan ada golongan orang yang tidak mendapatkan
tempat, mulailah mereka menawarkan petak-petak lantai yang masih belum dihuni.
Disinilah kita bisa melihat bahwasanya masarakat Indonesia itu ramah.
Pada bagian
ini mungkin yang harus perlu dibenahi lagi oleh manajemen Pelni sendiri. Keluhan mungkin sudah sering mereka dapatkan dan mungkin sampai hari ini mereka
belum maksimal dalam berbenah. Perihal tempat tidur, apakah disediakan sesuai
dengan kapasitas penumpang atau memang kapasitas tempat tidurnya yang kurang.
Sering juga kita dapati beberapa orang berlagak sebagai preman yang menjual
tempat tidur yang notabenenya adalah milik Kapal. Pada akhirnya juga para
pedagang keliling di Kapal menjual karung bekas untuk orang-orang yang tidak
mendapatkan tempat tidur. Dari segi pelayanan Kapal Pelni sangat minim. Ketika
kita menjadi penumpang sebuah Pesawat, saat hendak memasuki pintu Pesawat, dua
orang Pramugari sudah menunggu dengan ramah menyambut kedatangan kita sedang
yang lain mengarahkan kita ketempat duduk kita sesuai apa yang tertera di
tiket. Dan pada Kapal Pelni tidak ada pelayanan yang demikian.
Berbicara
fasilitas Kapal. Kamar mandi juga merupakan bagian yang harus dibenahi. Disini
kita bisa melihat bagian yang paling tidak terawat. Didalam kamar mandi yah
begitulah tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, mungkin satu kata ya harus
butuh perhatian lebih. Sebenarnya perihal kamar mandi ini merupakan tanggung
jawab kita bersama, disini bukan hanya OB Kapal yang disalahkan, terkadang
penumpang juga tidak sadar dengan kebersihan yang merupakan kenyamanan bersama.
Namun perihal kamar mandi ini mesti diperhatikan bagaimanapun solusi
terbaiknya.
Dan makanan.
Jadwal makan di Kapal Pelni yakni tiga kali sehari, pagi,siang dan malam. Untuk
menu makanan cukup sederhana, tapi itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali.
Didalam pelayaran yang memakan waktu berjam-jam kita memang memerlukan energy
untuk menjaga tubuh tetap stabil dalam keadaan sehat sampai tujuan. Yang
menarik dalam pembagian makanan di Pelni yang sekarang adalah menu makanan yang
sudah mulai dikemas dengan baik dan juga dikemas dengan baik. Kita juga diberi
air mineral dan juga susu ataupun jus. Untuk pelayanan makanan ini sepertiya Pelni
sudah berbenah dan semoga semakin baik lagi.
Berbicara
perihal berlayar menggunakan Pelni ini memang agak menarik. Pelni merupakan
sarana transportasi yang selalu menjadi pilihan banyak masyarakat di Indonesia,
ini terbukti dengan tempat-tempat yang selalu terisi penuh atau bahkan
kelebihan muatan. Dan perihal fasilitas
dan pelayanan merupakan tantangan bersama, kita sebagai masyarakat yang paham
akan kondisi manajemen yang carut marut memang memahami betapa sulitnya
berbenah di Negeri ini untuk memenuhi standar yang tinggi. Dan
keterbatasan-keterbatasan itu kita hadapi sebagai tantagan kita sebagai
penumpang, kita mencoba menyikapinya dengan positif yakni menjadikanya sebagai
salah satu yang unik yang tidak dimiliki Negara maju.
Berlayar di Pelni
juga mebuat kita paham akan keberagaman. Tentu kita selalu mendengar semboyan Bhineka
Tunggal Ika yang ada di lambang Negara Indonesia. Keberagaman itu memang
membuat kita satu sebagai satu kesatuan Negara. Di pelayaran kali ini saya bisa
katakana hampir 50% penumpangnya berasal dari tanah Papua. Saya bisa melihat
jaman yang sudah berubah dengan melihat masyarakat Papua yang menjadi
penumpang di Kapal ini. Masyarakat Papua sekarang sepertinya tidak lagi menjadi
masyarakat yang terbelakang dari segala hal. Saya melihat masyarakat yang unik
dan ini ada di Negaraku.
Dan jika
seseorang menanyakan suka dan duka naik Kapal Pelni.? Saya akan menanggapinya
itu semua tergantung bagaimana kita menyikapinya, apakah menyikapinya dengan
positif thinking ataukah dengan negative thinking, tentu itu akan menjadi dua
sisi yang berbeda. Namun bagi saya perjalan yang panjang adalah perjalanan yang
menarik, saya banyak meresapi makna kehidupan pada perjalanan-perjalanan nan
panjang, saya bisa melihat pelajaran yang bisa saya ambil juga menjadikan
sebagai motivasi untuk menjalani hidup ini.
jadi ayo traveling dengan menggunakan Kapal Pelni..!
Muh. Fajri
Salam
15-11-2018