Wisata Bahari (Bira Bulukumba)
2014
Sebagai anak pantai, agak garing rasanya jika
masih mengagumi keindahan pantai. Pantai yang alami dengan lautan nan jernih,
serta dihuni ribuan spesies biota laut beserta karang bagaikan surga menjadi
rumahnya, bukan lagi menjadi kejutan menarik bagi seorang anak pantai berdarah
pelaut ulung dari laut Wakatobi. Itulah kesan pertama mendengar planing para
sahabat yang menambahkan pantai Bira kedalam destinasi yang harus di kunjungi,
beberapa orang sahabat terlihat kegirangan menanggapi tapi bagi seorang anak
pantai pasti akan terkesan pulang kehabitat alami.
Tulisan ini
sengaja saya tulis selepas Beridul Adha dirumah salah satu angkatan terbaik 2011
Andi Aenul Tul Mukarramah. Ia seorang
dermawan berdarah Andi yang tinggal di Sinjai Selatan. Bila memperhatikan kampung
halamanya sepertinya sama saja dengan desa-desa lain di Indonesia yang spesial
adalah ia memiliki seorang kakak bernama Eka.
Hari Raya Kurban di Sinjai Selatan
berjalan dengan hikmat seperti pada umumnya. Para jamaah berkumpul sejak
pagi hari dilapangan sepakbola kecamatan. lapangan selapang ini sudah lebih
dari cukup untuk menampung masyarakat sekecamatan di Sinjai Selatan. Selepas acara
seperti biasa para tetuah dan keluarga berkumpul saling bersalam-salaman dan
bersilaturahmi.
Beridul Adha
dirumah keluarga seorang sahabat tentu lebih baik daripada beridul Adha di
kosan sendirian kala itu. Makassar adalah adalah pusat pendidikan terbesar
dikawasan Sulawesi, dan kami yang berasal dari beberapa penjuru Sulawesi jelas
tidak mengherankan jika diperayaan hari besar sekelas Hari Raya Kurban menjadi hari
yang sepi ditengah keramaian. Jauh dari keluarga dan memilih merayakan Hari
Besar sendirian jelas bukan menjadi salah satu hal yang bijak karna beberapa
sahabat juga masih berdarah Bugis dan tinggal didaerah-daerah para Karaeng. And
than seorang bijak pasti akan memilih sebuah kebersamaan di hari raya.
Well, masih
sedikit tergambar diingatan hari itu selepas prosesi sakral hari Raya Kurban
terciptalah sebuah rencana menyusuri keindahan surga bawah laut dan pesisir
pantai berpasir putih dengan laut yang jernih dikawasan wisata bahari Bira Bulukumba
Sulawesi Selatan. Bira merupakan salah satu tempat paling terkenal dikawasan Sulawesi
Selatan. tidak ada tempat wisata bahari paling kompleks selain Bira dikawasan Sulawesi
Selatan. beberapa orang jika mendengar nama Bira pasti akan berpikir tempat ini
identik dengan pasir putihnya yang bersih, tempat yang ramai dengan aneka
wahana dan bebrapa spot snorkling dan diving.
Pagi itu
kami keluar menyusuri kota-kota diujung Sulawesi Selatan berkendara keselatan
menuju Bulukumba, daerah yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya para tukang
kapal yang handal, salah satu mega karya terbainya adalah kapal-kapal Phinisi yang di tunggangi oleh para
pelaut lenggendaris suku Bugis yang mendunia. Kita bisa melihat kapal-kapal Phinisi dipesisir pantai Bulukumba,
juga kapal-kapal nelayan lokal, ini membuktikan selain lihai memahat kapal
hebat masyararakat Bulukumba juga merupakan kumpulan para pelaut ulung Sulawesi
Selatan selain Selayar dan Sinjai. Dikesampatan kedua kelak mungkin akan sangat
hebat jika mempelajari para pemahat kapal legendaries ini membentuk sebuah
Phinisi dan juga mengunjungi masyarakat suku Kajang yang konsisten dengan kehidupan leluhurnya, dimana
masyarakat moderen mulai meninggalkan peradaban lama justru sebaliknya
masyarakat suku Kajang tetap
melestarikan kearifan ajaran leluhur.
Pagi itu
setelah berkendara selama dua jam samapilah kami di pantai Bira yang terkenal
itu. Seperti yang diceritakan sebelumnya kawasan wisata ini memang sangat ramai
apa lagi bertepatan dengan hari raya, oleh sebab itu Tidak membingungkan
membuat sebuah rencana wisata di pantai Bira, kita bisa mempunyai banyak
pilihan wisata karena sejatinya perjalalanan bersama-sama adalah menyatukan
semua keinginan. Dari beberapa perjalanan yang masuk dalam daftar traveling,
perjalanan ke Bira menjadi perjalanan paling sibuk dibandingkan dengan
perjalanan mendaki ke puncak-puncak gunung Sulawesi.
Dan hari
yang melelahkan itu telah berlalu tiga tahun silam. Selamat Membaca catatan
sederhana yang masih alami, saat itu saya menuliskan sedikit kebahagiaan dengan
suasana hati yang bahagia. Lalu berbahagialah para pejalan dan berbahagialah
perjalanan yang abadi didalam sebuah tulisan singkat.
Selamat
Membaca..!!!
Muh. Fajri Salam
Morowali-10/12/2017
PANTAI BIRA SULAWESI SELATAN
Foto di tanjung bira ( Fotografer "Alim Karibo" ) |
Terik
matahari mengiringi perjalanan kali ini , inilah kemarau di bulan okteber, jam tangan menunjukan pukul 11:00 Wita. kali
ini lokasi yang kami tuju adalah Pantai Bira, tempat wisata pantai yang
selalu banyak diminati oleh wisatawan-wisatawan jika berkunjung ke sulawesi
selatan. Untuk bisa sampai di pantai bira, memerlukan waktu 4 – 5 jam jika star
dari kota makassar. Pantai bira berada sulawesi selatan, tepatnya di Bulukumba.
Kali
ini perjalanan tidak memerlukan waktu yang lama karna kami memulai perjalanan
dari sinjai selatan, sebenarnya perjalanan kali ini adalah rangkaian liburan Idul Adha dirumah sahabat yang berada
di sinjai selatan negri para karaeng konon kabarnya, perjalanan memakan waktu 2
jam saja menuju pantai bira, akses jalan menuju ketempat inipun memadai alhasil
kami menikmati perjalanan ketempat ini.
Waktu
menunjukan pukul 12:30 kurang lebih 20 km lagi untuk sampai di pantai bira.
Disepanjan perjalanan yang kami lalui nampak terlihat pesisir pantai dan lautan
yang dipenuhi kepal-kapal nelayan, sekilas saya merasa berada di kampung
sedindiri, hamparan laut yang dipenuhi oleh kapal-kapal nelayan membawaku kembali ke pulauku “Tomia” yang
berada di kabupaten wakatobi Sulawesi Tenggara, perjalanan kali ini membuatku
bernostalgia kekampung halaman.
Tak
menunggu lama akhirnya kami sampai dipantai bira, hamparan pasir putih dan laut
hijau biru yang berkombinasi dengan langit biru memanjakan mata kami ketika
berda ditempat ini, sebagai orang yang besar di daerah pantai mungkin bagiku
tempat ini tidak asing, namun yang membedakan tempat ini disesaki oleh resort,
restoran, tempat pengnapan dan tempat wahana bermain dan penjual oleh-oleh yang
jarang kutemui ditempatku.
Foto di tanjung Bira (Fotografer "Nur Aini Sondeng" ) |
Sejenak
meluruskan badan yang lelah karna perjalanan di pantai ini sambil bernegosiasi
untuk mengisi kegiatan perjalanan di pantai ini, dan akhirnya kami sepakat
untuk mencoba menikmati sensasi snorkling, bermain banana boat dan mengunjungi
tempat penangkaran penyu, konon kabarnya dipantai ini memiliki pemandangan alam
bawah laut yang indah, dan juga bisa berenag langsung dengan penyu yang
dipelihara oleh warga ditempat penangkarannya.
Waktu
masi menunjukan pukul 13:30 matahari masi sangat panas dan akhirnya memaksa
kami untuk menunggu waktu yang tepat, tak ada yang berani melawan teriknya
matahari kali ini, sembari mengisi waktu mulai ada aktifitas-aktifitas tambahan
seperti halnya mengabadikan momen, bercerita, dan meluruskan badan, saya
sendiri kuhabiskan dengan berbagi pengalaman dengan pemilik alat snorkling yang
kami sewa, dari informasi pemilik alat, konon pantai bira merupakan Benteng
Pertahanan Laut dan Utama di sebelah selatan Sulawesi Selatan,
aktifitas nelayan di pesisir pantai ini tidak jauh berbeda dengan nelayan di
pulau Tomia, disini juga terdapat Bulu Babi (Tihe) makanan favoritku.
( Fotografer "Andi Aenul" ) |
Tak
terasa waktu yang ditunggupun tiba, kami mulai bergegas menuju pesisir laut,
segera memakai pelampung yang telah disiapkan dan hendak menaiki banana boat
yang sebenarnya hanya bermuatan tujuh orang alhasil ada satu orang yang tidak
memiliki tempat pegangan karna kami berjumlah delapan orang, namun itu tidak
menjadi masalah berarti. Baru kali ini saya mencoba menikmati sensasi naik
banana boat, hal paling menarik menunggangi banana boat adalah ketika ditarik
dengan kecapatan tinngi oleh speed boat lalu banan boat sengaja diterbalikkan
sehinnga para awak banana boat terjungkal kelautan bebas.
Speed
boat kemudian menggiring kami ke pulau seberang yang berada tidak jauh dari
pantai bira Pulau Liukang tepatnya,
pulau ini menjadi spot utama untuk snorkling, konon kabarnya pulau liukang
memiliki terumbu karang yang indah. Tak menunggu lama alat snorklingpun
dibagikan, dan kami mulai memakainya, namun ada bebera sahabat yang kebingungan
memakainya karna sebelumnya belum pernah memakai alat snorkling bahkan merekapun
kesusahan untuk bernafas ketika mencoba berenang, namun tak menunggu waktu lama
untuk aktimalisasi. merekapun mulai terbiasa dan mulai menikmati alam bawah
laut di pulau liukang.
Alam
bawah laut dipulau liukang nampak indah, hanya saja terumbu karangnya tidak
begitu padat dan ramai seperti yang ada di Wakatobi. Terumbu karang dipulau ini
nampak berpisah-pisah, terdapat jarak yang memisahkan antara terumbu karang.
Walaupun tidak begitu padat kami tetap menikmati alam bawah laut yang disajikan
pulau liukan.
Photo di Penangkara Penyu Liukan |
Berhubung
waktu sudah mulai sore ,Tidak begitu lama kegiatan snorklingpun kami akhiri dan
kemudian kami diantar ketempat penangkaran penyu yang berada dipulau liukang
ini, biaya masuk ketempat penangkaran
Rp.10.000, dan kami bisa langsung berenang dengan penyu yang jinak, ini
pertama kalinya kami berenang langsung dengan penyu, sangat mengagumkan bisa
berenang dengan penyu, menurut beberapa literatur penyu merupakan perenang yang
handal jika berada dilautan bebas, mungkin saja kami bisa jadi perenang yang
handal jika berenang bersama penyu dipenangkaran ini.
Sunset & Siluet |
Hari
semakin sore aktivitaspun kami akhiri, dan kembali kepantai bira dengan
menggunakan banana boat. Klimaksnya adalah menikmati sensasi menunggangi banana
boat, tejatuh berkali-kali kelaut bebas hingga membuat pemilik banana boat
geram dengan aksi kami, namun tak mengurangi keseruan perjalanan kali ini.
akhirnya kami kembali kepantai dan menikmati indahnya jingga matahari terbenam,
bulat dan megah, tak lupa juga mengabadikan momen yang langka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar