ANGAN



-----
Malam yang dingin dibawah sinar rembulan, selalu begini bersahabat dengan kesunyian keheningan malam. Sebenarnya aku tidak sedang sendiri, banyak makhluk hidup berlalu lalang ditempat ini, tentu banyak diantara mereka yang berteman denganku, memaknai keseriusan maupun candaan-candaanku. Namun sekali lagi aku tetaplah sendiri.

Keheningan bagiku bagaikan penyucian diri. Bait-bait doa selalu kuhempaskan kealam yang tidak pernah berbohong ini. Aku yakin engkau mendengarku, engkau memahamiku, namun selalu saja seperti itu. Engkau diam, dam diammu adalah teka-teki yang tak mempunyai jawaban. Namun semoga diammu merestuiku.
Sesak didada, apa yang kukira dekat malah menjauh, hilang ditelan kegelapan dan keheningan malam. Kucoba mencari kesegala arah namun tak kutemukan jua wujudmu wahai angan-angan. Mungkin saja engkau hanyalah ilusi, engkau menipu pikiran sempit ini, didalam sana engkau Nampak nyata, benar aku menggapmu ada .

Gelap, sungguh gelap, aku mencari cahaya, jalan keluar dari kegelapan ini, aku pasti menertawakanku yang mulai kehilangan arah dan tujuan. Jangan berpikir aku tidak menemukannya. Taukah aku selalu menemukannya. Aku tau engkau dimana, aku tak perlu berusaha menanyakan kesiapapun, engkau pasti disana namun belum siap menemuiku bukan.

Termenung aku dipelukan malam yang gelap gulita, saat seperti ini bagaikan penyucian diri, kenang-kenangan silih berganti menghampiriku diruang imaji dan mengetok pintu kesadaranku. Aku tersadar dengan beribu kesalahan menuntutku tampa ampun, menghakimiku dengan pedang. Baiklah aku hanyalah mahluk lemah yang hanya memaksakan diri.

Kabut kembali menyelimuti ruang ini, jarak pandang yang terbatas, cahaya membias memenuhi ruangan aku sekali lagi terpisah dengan arah. Belum cukupkah engkau mengujiku dengan segala ujian-ujian ini, belum cukupkah kesabaran, apa yang tersisa sudah kubersihkah. Egkau tak jua mengkhendaki. Engkau masih membenciku.

Lalu angan tetaplah teka-teki yang membosankan untuk kujawab. Mungkin saja tak membutuhkan jawaban dariku, mungkin saja tak ingin dicari olehku, mungkin saja tak ingin aku hampiri, mungkin saja ia datang pada waktunya. Aku bosan memikirkannya, sudahlah, terserahlah aku tidak pasrah, au hanya bosan untuk beberapa saat.

Tidak ada komentar:

Popular