-----
Malam yang dingin dibawah sinar rembulan, selalu begini
bersahabat dengan kesunyian keheningan malam. Sebenarnya aku tidak sedang
sendiri, banyak makhluk hidup berlalu lalang ditempat ini, tentu banyak
diantara mereka yang berteman denganku, memaknai keseriusan maupun
candaan-candaanku. Namun sekali lagi aku tetaplah sendiri.
Keheningan bagiku bagaikan penyucian diri. Bait-bait doa
selalu kuhempaskan kealam yang tidak pernah berbohong ini. Aku yakin engkau
mendengarku, engkau memahamiku, namun selalu saja seperti itu. Engkau diam, dam
diammu adalah teka-teki yang tak mempunyai jawaban. Namun semoga diammu
merestuiku.
Sesak didada, apa yang kukira dekat malah menjauh, hilang
ditelan kegelapan dan keheningan malam. Kucoba mencari kesegala arah namun tak
kutemukan jua wujudmu wahai angan-angan. Mungkin saja engkau hanyalah ilusi, engkau
menipu pikiran sempit ini, didalam sana engkau Nampak nyata, benar aku
menggapmu ada .
Gelap, sungguh gelap, aku mencari cahaya, jalan keluar dari
kegelapan ini, aku pasti menertawakanku yang mulai kehilangan arah dan tujuan. Jangan
berpikir aku tidak menemukannya. Taukah aku selalu menemukannya. Aku tau engkau
dimana, aku tak perlu berusaha menanyakan kesiapapun, engkau pasti disana namun
belum siap menemuiku bukan.
Termenung aku dipelukan malam yang gelap gulita, saat
seperti ini bagaikan penyucian diri, kenang-kenangan silih berganti
menghampiriku diruang imaji dan mengetok pintu kesadaranku. Aku tersadar dengan
beribu kesalahan menuntutku tampa ampun, menghakimiku dengan pedang. Baiklah aku
hanyalah mahluk lemah yang hanya memaksakan diri.
Kabut kembali menyelimuti ruang ini, jarak pandang yang
terbatas, cahaya membias memenuhi ruangan aku sekali lagi terpisah dengan arah.
Belum cukupkah engkau mengujiku dengan segala ujian-ujian ini, belum cukupkah
kesabaran, apa yang tersisa sudah kubersihkah. Egkau tak jua mengkhendaki. Engkau
masih membenciku.
Lalu angan tetaplah teka-teki yang membosankan untuk kujawab.
Mungkin saja tak membutuhkan jawaban dariku, mungkin saja tak ingin dicari
olehku, mungkin saja tak ingin aku hampiri, mungkin saja ia datang pada
waktunya. Aku bosan memikirkannya, sudahlah, terserahlah aku tidak pasrah, au
hanya bosan untuk beberapa saat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar