-------
Bagaimana rasanya dipeluk erat
oleh keheningan, sesaat tak ada rasa, tak ada suara, tak peduli apapun selain bayang-bayang
angan, itu mungkin mimpi. sedetik, dua detik atau semenit aku berada disaat
semuanya bisa kurubah sesukaku, Bukan sesukamu. Dimana aku bagaikan putra sang
dewi keberuntungan. Maka jejak langkahku, disitulah hadirnya keberuntungan. Itu
juga mungkin mimpi..?
Lalu aku adalah manusia setengah
dewa. Aku lahir dari jiwa-jiwa para dewa-dewa yang tinggal didalam dunia
cahaya. Dan disinilah tempatku, Aku hanya tinggal sesaat diraga yang salah. Tentu
aku menyadari, aku tidak nyaman dengan keadaan yang salah. Tempat yang salah,
menyadari bahwa kelemahan menyeliputi setiap langkah jiwa ini. Menyadari ketidak
berdayaan ini dan aku terpaksa percaya dan begitulah kehidupan yang harus
kutanggun. Lagi-lagi itu hanya mimpi..?
Bagian tersulit dari hidup adalah
menyadari hidup itu sulit dan mimpi itu sangatlah mudah, maka setiap saat aku
ingin bermimpi. Begitu mudahnya mimpi hingga aku tidak ingin bangun. Tidak ingin
bangkit, karna aku tau ketika bangkit maka aku akan mendapatkan masalah dalam
kehidupan. Lalu sekali lagi mengapa aku berada di jiwa ini. Seandainya aku
mengetahuinya mungkin aku sedang bermimpi.
Pernah berpikir sejenak tentang
dimana letaknya sebuah mimpi. Dialam sadarkah, dibawah alam sadar atau mugkin
dialam tak sadarku, seingatku terdapat perbedaan pada alam-alam tersebut. Tapi jika
aku tidak salah menebak mungkin saja berada di alam bawah sadarku, ketika aku
menyadari berada disini dan jiwaku melayang-layang melewati ruang dan waktu dan
aku melihat apa yang ada dimasa depan dan dimasa lalu. Sebuah proses yang
terjadi terus-menerus setiap harinya aku bisa masuk dan keluar tampa tau kapan
aku memasukinya dan meninggalkannya yang tersisa hanyalah aku masih dijiwa ini.
Itu pasti maha dasyat dari mimpi.
Lalu mimpi hanyalah gambaran
visual, tak bersuara, tak mengenal waktu yang bersifat sementara. Tapi dari
mimpi semuanya berawal, semuanya lahir, semua berkaitan satu sama lainnya. Sebuah
mimpi menghasilkan milyaran inspirasi, dan inspirasi merubah
pandangan-pandangan jiwa lain ke jiwamu. Mungkin saja mimpi juga pintu masuknya
ilham, tak kusadari jiwaku mencoba menggenggam apa yang coba kugapai dialam
bawah sadarku. Lalu aku harus menyadari
semuanya hanyalah mimpi, kita tidak lagi hidup didalam dunia cahaya, kita
sedang berada didalam dunia bentuk, iya ini adalah dunia bentuk kita
merasakannya didalam indra-indra manusiawi ini.
Lalu akhirnya aku harus kecewa
karna aku berada di dalam dunia bentuk bukan didunia cahaya seperti sedia kala,
disini mimpi hanya sekedar hadir lalu pergi lagi. Aku memimpikan hidup disuatu
alam cahaya, diamana tak ada alam lain selain kemutlakan, tak ada waktu yang
mecekik, tak ada aturan yang mengiris kulitku sedikit demi sedikit. Aku akan
bebas sesukaku, mungkin saja ada batasan untuk beberapa hal tentang spiritual
yang berada dialam cahaya juga. Selebihya adalah aku bebas kemana saja tampa
aturan. Baik sudahlah itu semua hanya mimpi belaka.
13-09-2017
Muh. Fajri Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar