MEMAKNAI SEJARAH




***
Memaknai sejarah, ada yang bilang tau bukan berarti memahaminya. Kebanyakan dari kita hanya sebatas mengetahui sejarah lalu menyambutnya juga merayakannya dalam bentuk seremonial-seremonial yang sibuk. Tidak semua memahaminya termaksud saya. Momen sumpah pemuda kemarin berlalu begitu saja secepat kilat. Sehari yang begitu sibuk semua memasang badan di baris terdepan memasang diri sebagai pelaku sejarah dihari itu. Benar seperti yang dikatakan bapak Proklamator Indonesia bahwa Bangsa yang hebat adalah Bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Kali ini adalah sejarah perjuangan pemuda dalam menyatukan Bangsa.

Tiga pilar yang merupakan hasil kongres pemuada yang kedua di Batavia pada tanggal 27-28 oktober 1928 yang dipimpin oleh pemuda Soegondo Djodjopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia). 89 tahun yang lalu, bahkan Bangsa ini masih dijajah oleh Negara-Negara lain. Tiga pilar yang menyatukan Bangsa dari berbagai suku-suku yang tersebar dikepulauan-kepulauan Bangsa ini. Dan tiga pilar penting yang melahirkan perjuangan bersama demi kemerdekaan hakiki Bangsa ini.

SUMPAH PEMUDA

Pertama: Kami Putra Dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Air Indonesia.

Kedua: Kami Putra Dan Putri Inidonesia Mengaku Berbahasa Yang Satu, Bahasa Indonesia.

Ketiga: kami Putra Dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan. Bahasa Indonesia.

Yang pertama adalah darah yang satu yakni tanah air Indonesia. Terlepas dari isu-isu bercetak tebal di media massa akhir-akhir ini mengenai pernyataan pribumi, kata pribumi aku pernah membacanya di buku-buku sejarah kemerdekaan Indonesia, kala itu yang terjajah adalah kalangan pribumi, kala itu yang berjuang adalah kalangan pribumi dan mereka yang menjajah itulah yang bukan pribumi. Sekarang aku sebagaiman pilar pertama sumpah pemuada akupun dengan yakin mengakui bahwasanya bertumpah darah yang satu, Tanah air Indonesia. Dan sandangan status pribumi aku pakai sebagai kalangan yang terjajah di Negara sendiri. Bangsa ini mutlak sudah merdeka dari penjajahan 72 tahun silam. Namun setelah itu tidak ada lagi persatuan diantara pemuda sehingga tanpa disadari kita terjajah dalam aspek yang berbeda.

Bangsa ini adalah Bangsa yang Kaya kata Bung Karno. Betul aku sangat sependapat, kekayaan Negara ini melimpah ruang dari lautan hingga daratan. Ada lirik lagu bersenandung “orang bilang tanah kita tanah surga” betul akupun tinggal dipulau surga dikepulauan Wakatobi. Namun kita masih terjajah itu sudah menjadi rahasia umum, kita tertinggal dari bagsa lain bukan berarti kita bodoh dan terbelakang. DiNegara ini yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin yang pintar semakin pintar yang  bodoh semakin bodoh katanya dan mudah-mudahan kita masuk didalam kalangan yang sadar akan semua itu. Kita terjajah oleh orang-orang didalam Bangsa kita sendiri. Kita saling menjunjung kepentingan masing-masing, pertanyaanya seberapa besar kepentingan kita, tentunya kita masih dimanfaatkan oleh kepentingan orang lain.

Lalu pilar yang kedua dan ketiga adalah pengakuan dan junjungan bahasa persatuan yang satu yakni bahasa Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahasa adalah alat yang vital dalam berkomunikasi diNegara Indonesia. Namun sayangnya bahasa itu tidak sesakti bahasa International. Bayangkan saja ketika anda melakukan perjalanan keluar negeri salah satu dari yang paling penting adalah bahasa. Kita menggunakanya untuk berkomunikasi dengan Bangsa lain. dan seolah menjadi kewajiban kita untuk menguasai bahasa International tersebut. lalu sebaliknya orang-orang dari luar Negeri berkunjung keNegara kita bahasa yang digunakan  untuk berkomunikasi tetap saja bahasa Inggris bukan bahasa Indonesia. Mainset kita masih terjajah dengan kehebatan Bangsa barat, berpikir rendah dihadapan Bangsa barat. 

Diera globalisasi seperti ini jelas dari bahasa kita kalah telak karena bahasa yang kita gunakan sebai alat komunikasi adalah bahsa International. Namun tentu saja tidak seharusnya mengecilkan bahasa Indonesia ditanah air kita sendiri, siapapun yang masuk kewilayah negeri ini sudah seharusnya mengetahui bahasa Bangsa kita, dan itu adalah sebuah kehormatan untuk Bangsa kita. Aku membaca sedikit tentang Era Globalisasi, katanya diera Globalisasi ini bagaikan hidup bersama disebuah kapal dan masing-masing mempunyai tempat tersendiri di kamar-kamar kapal tersebut. Kita berlayar bersama disebuah kapal namun dimana tempat kita dikapal tersebut kita sebagai apa.? Ap iya kita menjadi buruh kapal tersebut.? Bisa iya bisa tidak karena mereka masih menganggap kita sebagai Negara kuli.

Diera millennia ini sejarah hanya kita gunakan sebagai penghias status facebook, hanya mengumbar kata-kata tapi tidak mengumbar makna-makna yang kita pahami sehingga memicu syaraf-syaraf otak untuk sedikit marah akan keaadaan. Setiap  orang memang memiliki masanya sendiri dan semoga kita tidak menjadi generasi yang menjerumuska kembali Bangsa ini kedalam masa-masa penjajahan. Mungkin beberapa orang akan merasa geli hingga tertawa terbahak-bahak mendengar kata bahwa kita terjajah kembali. 250 tahun ditambah 2 tahun bukan sebuah angka mutlak yang menyatakan kita sudah cukup dan tidak mungkin lagi dijajah.

Kepentingan masih ada begitupula kesempatan, tanpa persatuan dari pemuda-pemuda, Bangsa ini akan semakin lemah. Kita semestinya berkaca dari Negara-nega ditimur tengah yang terjajah karena kita sama-sama Negara yang Kaya Raya.

Morowali 2017-10-28
Muh. Fajri Salam

Health



HIDUP SEHAT PERLU KERJA KERAS

Niat
Ada pepatah bilang sehat itu lebih berharga daripada segalanya. Memang seperti itulah kenyataanya, tubuh yang sehat merupakan modal utama meraih masa depan yang gemilang. Semuanya akan terlihat seperti menjadi omong kosong saat tubuh yang kita miliki tidak sehat. Seperti halnya kalimat yang mengatakan dewasa tidak menjadikan kita mengetahui segalanya. Dewasa ini kita sangat focus pada iming-iming kesuksuksesan materi. Memang sekuat hati kita menyangkal bahwa kesuksesan bukanlah materi sebagai patokannya. Namun kenyataannya sebahagian besar orang menilai dari banyaknya materi yang kita miliki. Dan hidup sehat tidak sama sekali dijadikan opsi penilaian sukses tidaknya kehidupan.  Bisa dikatakan kesejahteraan dan kesuksesan berawal dari tubuh-tubuh yang sehat.

Membahas jasmani yag sehat seolah tidak lengkap jika tidak dibarengi dengan rohani yang sehat. Jelas bukan hanya kesehatan tubuh saja, kesehatan mental juga tidak kalah pentingnya. Keduanya sebenarnya bergantung pada pola hidup yang kita komitmenkan. Pola hidup sebenarnya harus disiplin sedisiplin aturan-aturan kerja diperusahaan mungkin, atau sedisiplin aturan kampus, yakni untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Melihat dari umur seperti sekarang duah puluan merupakan umum yang masih tergolong muda. Dan muda menjadikan kita merasa segalanya tidak akan berdampak buruk untuk melakukan sekehendak hati. Diusia muda kita mengacaukan pola hidup sehat sehingga diusia tua kita mengacaukan waktu luang. 

Terlampau banyak artikel-artikel bernilai jutaan rupiah yang diabaikan yang memaksamu lebih baik dirumah atau dikantor dimanapun sesukamu selain dirumah sakit terbaring lemah tidak berdaya. Sebenarnya aku takut pada sebuah penyesalan dimana aku sudah mengetahuinya lebih dahulu bahwa penyesalan selalu datangya diakhir cerita. Apa yang kita tanam adalah apa yang kelak kita panen, kita menanam pola hidup yang sehat maka hidup-hidup yang damailah yang kelak kita nikmati. Materi hanyalah pelengkap, karena kita menggunakan jiwa dan raga bukan  dengan materi yang bergelimang. Sangat aneh rasanya jika menganggap materi itu hidup, dan hidupnya bagaikan Raja sedang kita seorang hamba yang tunduk. Miris.

Kita hanyalah mahkluk rentang dibandingkan mahluk-mahluk ciptaan lainnya. Kita mudah terinveksi kita mudah stress menghadapi segala problema kehidupan di zaman millennium ini. Bukanya kita tidak memiliki waktu luang tetapi kitalah yang tidak bisa memaksimalkan atau memanfaatkan waktu itu. Tiap hari waktu memburu tanpa ampun hanya untuk mengatakan hari ini telah berganti lagi mengapa masih ditempat tidak beranjak merubah sesuatu. Seiring bertambahnya waktu tidak menjadikan kita manusia yang hebat, malah menjadikan kita manusia yang rentang, sensitive dan menciptakan dinding-dinding batas kehidupan. Katanya jika hari ini sama dengan hari kemarin kita termaksud pada golongan orang-orang yang merugi. Lalu seyogyanya perubahan itu dilakukan secara massive setiap harinya.

Dan merubah pola hidup tidak semudah membalikan telapak tangan. Tidak segampang berkata-kata bijak, atau sok puitis. Lalau tidak segampang mengeluarkan asap rokok dari mulut mengotori udara dan sedikit memasukkannya kedalam paru-paru menjadi tabungan hari tua. Perubahan sebenaranya berawal dari niat yang sungguh-sungguh dari dalam hati, tanpa niat sama saja dengan mencairkan gunung-gunung es di samudra Antartika, salju abadi, butuh kata kiamat untuk mewujudkannya. Dengan niat kita sudah memiliki antibody yang kuat untuk melawan komentar-komentar miring hingga candaan-candaan setengah meledek dari kaum-kaum radiakal.  Ah sudahlah hanya akan menjadi penyakit hati.

Munculnya kesadaran

Seminggu yang lalu hingga hari ini, topic yang menakutkan untuk dibahas kala menyeruput kopi andalan  adalah siapa selanjutnya yang akan sakit, setelah saya, setelah mereka atau setelah sidia. Entah siapa yang pertama yang jelas akupun merasakan betapa mengerikanya hidup dengan tubuh yang terserang penyakit. Menghabiskan setengah hari hanya untuk berbaring dan mencoba sekuat tenaga untuk terlelap dan setengah harinya memaksa tubuh untuk bertahan dilingkungan kerja yang tidak memandang kondisi tubuhmu. Di klinik  Ibu Dokter yang budiman kala itu hanya memberikan resep obat demam, flu dan antibiotic selama tiga hari, itu saja.? Sedangkan saya bisa mendapatkanya dengan mudah di apotik-apotik yang siap mendengarkan curahan hati hinggah keluh kesah seminggu ini dan meminta solusi cerdas. Aku akhirnya sadar begitu terkucilnya kita yang memilki tubuh yang tidak sehat.

Penyakit-penyakit ini entah darimana datangnya, mungkin saja dari makana-makanan yang kita makan, dari aktivitas sehari-hari, dari tidur-tidur yang kurang, dari air-air yang penuh kuman, dari virus-virus yang bertebaran dan menular menggunakan perantara udara. Pada intinya lingkungan dan pola hidup sedikit banyak berpengaruh pada kehidupan kita. Penyakit-penyakit yang menjarah seluruh kebebasan didalam tubuh juga membuka kesadaran akan kekurangan  yang telah kita perbuat. Kita selalu merasa kita bisa mengatasi segalanya kita bahkan bisa memindahkan gunung-gunung seperti halnya kata Revolusioner kita. Hari in baru aku menyadarinya betapa lemahnya tubuh yang kita miliki.

Aku paham bagaimana pentingnya memiliki tubuh yang sehat kala penyakit melumpuhkan setengah semangat hidup. Terbaring menatap dinding-dinding kosong tanpa Poster-poster, atau hanya memandang langit-langit kamar seharian mengunggah seluru kesadaranku. Kehidupan berputar membosankan, hari-hari yang kelabu, tak ada yang paham selain diri sendiri. Hal terpenting setelah menyadarinya adalah memperbaiki apa yang kurang atau mengurangi apa yang lebih.

Memperbaiki Pola Hidup

Sejatinya teramat banyak literatur-literatur disediakan dengan gratis diera millennium ini. Paman Google adalah sumber inspirasi miliaran manusia dimuka bumi ini. Merangkum segala literature tersebut dari segala bahasa dan dapat diterjemahkan dengan mudah. Begitupula apa yang saya lakukan, pengetahuan tentang ilmu kesehatan yang bisa tergolong minim lantas tidak menjadikan kita menyerah diawal. Hal pertama yang saya lakukan dalah mencari literatur-literatur tentang kesehatan. Berikut adalah beberapa tips-tips pola hidup sehat dari berbagai sumber yang bisa diterapkan untuk tetap menjaga keseimbangan masa depan yang cerah.

1.      Mengatur Pola Makan

Apa yang kita makan adalah apa yang akan bereaksi terhadap tubuh kita. Apa yang kita makan sehari-hari berakibat pada suasana hati kita. Dan kualitas hidup berjalan searah dengan suasana hati. Belakangan ini teramat banyak produk-produk makanan yang jauh dari kata natural. Makanan cepat saji (junk food) yang banyak bertebaran di kota-kota besar daan diadopsi kembali oleh masyarakat pedesaan telah menjadi gaya hidup maupun pola hidup kebanyakan masyarakat sejagad raya.

Ada baiknya kita mengatur pola makanan kita atau bahkan membuat jadwal makanan yang tepat demi kualitas hidup yang lebih baik. Makan-makanan yang biasanya dianjurkan adalah makanan yang bergizi semisal makanan yang memenuhi standar 4 sehat 5 sempurnah yang telah diajarkan puluhan tahun silam semenjak kita semua duduk dibangku SD dengan memakai seragam merah darah babi. Tapi tidak banyak yang menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa orang juga mengurangi pola makanan atau diet dengan hanya makan makanan yang kelak membuat berat badan turun atau membentuk badan, selama itu masih sehat itu juga tidak masalah malah dianjurkan oleh beberapa literature.

2.      Rutin Berolahraga

Beberapa kalangan berolahraga bukan hanya dijadikan sebagai pola hidup sehat melainkan dijadikan sebagai profesi yang menjadikannya sebagai jutawan masuk dalam list-list orang terkaya sejagad raya. Misalnya atlit, pesepakbola seperti Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi yang beberapa tahun belakangan silih berganti mengisi nominasi pesepak bola terbaik dunia atau menjadi pesepak bola berpenghasilan terbanyak. Mereka tidak hanya mendapatkan pendapatan yang banyak tetapi juga kualitas kesehatan yang tetap terjaga, juga tubuh yang ideal.

Tetapi olahraga bukan hanya untuk mereka yang ingin menjadikanya sebagai profesi namun olahraga adalah untuk seluruh umat yang menginginkan manfaat hidup sehat. Banyak macam olah raga yang bisa kita terapkan dengan rutin. Salah sata olahraga yang mudah dan bisa diterapkan dengan rutin dan konsisten yaitu dengan berolahraga lari. Namun yang perlu digaris bawahi pada olahraga ini yakni dengan menerapkan olahraga ini dengan prosedur yang baik, karena apapun olahraga tersebut pasti memiliki resiko cederah. Jadi sebaik-baiknya berolahraga adalah memberikan manfaat berlebih pada tubuh kita, bukan malah memberikan kerugian besar pada tubuh.

3.      Konsumsi air dalam tubuh

Air salah satu hal yang paling sering kita sepelehkan dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataannya tubuh memerlukan delapan gelas air atau kira-kira dua liter dalam sehari semalam ada juga yang mengatakan tiga liter sehari semalam dengan kalkulasi satu liter pada pagi hari satu liter pada siang hari dan satu liter pada malam hari. Semuanya entah dua liter atau tiga liter namun dalam kehidupan sehari-hari kerap kita dapati kondisi tubuh kita dalam keadaan dehidrasi. 

Beberpa literature mengatakan bahwa air yang baik untuk dikonsumsi adalah air putih namun bila kita melihatnya lebih dekat pada era yang kian moderen ini banyak produk-produk air yang disuguhkan, dan menyatakan bahwasanya produk-produk mereka adalah yang terbaik. Terlebih lagi harga yang ditawarkan dari air-air yang telah dikemas memiliki perbedaan dari masing-masing merek. Begitu juga halnya air yang dikemas dengan menggunakan gallon dengan brand ternama dan air tanpa brand yang dijual dengan harga terjangkau di depot pengisian air. Semuanya berwarna putih/bening dan merupakan golongan keluarga air putih namun kita mengetahui dan acuh pada kualitas. Cara terbaik adalah dengan melakukan sedikit research tentang kualitas-kualitas air tersebut demi kesehatan tubuh kita.

4.      Tidur yang cukup

Tidur yang berkualitas menurut research para pakar kesehatan yaitu tidur delapan jam sehari semalam. Hal ini mengharuskan kita tidur pada jam 21:00 sehingga kita bisa terbangun pada subuh hari dan melaksanakan Sholat Subuh. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, Rasulullah hanya tidur empat jam sehari semalam. Rasulullah bangun pada dinih hari dan melaksanakan Sholat malam lalu berdzikir dan Mendirikan Sholat Subuh hingga pagi hari.

Dewasa ini gaya hidup mulai berubah dan merubah pola tidur. Salah satu yang berpengaruh pada pola tidur kita adalah media. Salah satu contoh media adalah media pertelevisian, khususnya pencinta olahraga semisal Sepakbola dunia yang disiarkan ditelevisi nasional. Seperti yang kita ketahui perbedaan waktu eropa sangat mencolok hingga tidak heran jika siaran-siaran tersebut ditayangkan pada jam-jam dini hari., terkadang juga dimulai dari tengah malam hingga pagi hari, hal ini merupakan hal-hal yang biasa dilakukan oleh para penggila sepak bola dan  penggila lainya. Secara otomatis kita tidak lagi berkiblat pada pola tidur yang dianjurkan oleh para pakar kesehatan atau seperti yang di Sunnahkan oleh Rasulullah SAW.

Jelas ini merupakan kebiasaan yang menjadi masalah jika melihat dari sisi kesehatan. Memang diumur yang masi tergolong muda kita mengabaikan aturan-aturan kesehatan yang ketat demi kesenangan atau kepuasan-kepuasan yang kita inginkan. Namun sepertinya kita harus menyepakati bahwasanya aturan-aturan kesehatan ini dibuat dengan melalui proses-proses penelitian yang panjang demi kemaslahatan umat manusia. Lalu untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang maksimal semampunya kita harus mengikuti dan menerapkannya dalam kehidupan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Dan masih banyak lagi tips-tips pola hidup sehat yag dapat kita peajari dan manfaatkan. Atau mengkondisikannya dengan tubuh kita. Pada Negara-negara maju pola kehidupan sehat telah diterapkan dan dijadikan menu utama dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Pola hidup sehat setara dengan ibadah, pastinya aka ada hal yang kurang jika tidak di terapkan dalam sehari. Kemajuan teknologi juga merupakan perubahan pada pola hidup, jika kita salah memanfaatkanya akan mengubah pola hidup menjadi berantakan dan tidak mengikuti aturan sebaliknya kita akan mendapatkan manfaat berlebih jika memanfaatkanya degan baik dan benar.

Kita adalah orang yang dewasa, kita merupakan orang paling bijak dibandingkan kalangan-kalangan lain didalam kehidupan. Jadi sebijaknya kita bisa membuat komitmen pada pola hidup yang kita pilih. Memang sebuah komitmen sulit untuk dibangun ini ibarat mendaki gunug yang tinggi namun kita adalah orang dewasa, tidak ada yang tidak mungkin dideapan mata kita. Kita memang sering ceroboh namun kita yang paling cepat memahami dan menyadari segala sesuatu. Perihal kesehatan merupakan hal yang serius. Jelas sebuah hasil tidak akan pernah mengkhianati proses begitu halnya kesehatan. Ada pepatah romantic mengatakan akan indah pada waktunya, iya tentu kita sangat sepakat begitu pula pada pola sehat yang kita terapkan akan indah jika dilakukan dengan baik.

Dari seluruh yang baik-baik apa yang baik menghasilkan yang baik pula. Mari meniti hidup pada kiblat kebaikan, pola-pola yang baik menjadikan hasil-hasil yang baik. Semoga dengan pola hidup yang baik membuat hidup kita kearah yang sehat wal afiat.

Muh. Fajri Salam
2017/10/14






 

KISAH KLASIK KRISIS LISTRIK

***

Beberapa hari belakangan saya entah kecaduan atau hanya mencari hiburan menghabiskan beberapa waktu luang dengan membuka akun di jejaring facebook pribadiku. Beberapa hal membuat saya tersadar misalnya Jalur informasi difacebook tidak sama seperti semasa saya membuka dan gemar membukanya sejak awal-awal membuat akun. Dahulu konten atau status-status yang sering bermunculan adalah kisah-kisah cinta monyet semasa Abg atau kata-kata bijak dari kaum Intelek. Namun zaman merupakan jembatan perubahan segalanya. Kita memang masih berada pada petak yang sama yakni di jejaring maya, dumay hingga berubah menjadi warganet. Kita yang dulu dan sekarang masih sama pada tempat yang sama, yang berbeda adalah konten yang mulai berubah entah karena kemajuan atau tekanan-tekanan ataupun efek dari kemajuan itu sendiri.

Belakangan ini saya melihat banyaknya konten-konten yang berisi keluh kesah atau saja kritik-kritik panas kepada beberapa orang berpengaruh secara universal mungkin ke sebuah institusi. Sebenarnya banyak berita-berita bertebaran didunia maya dari skala nasional hingga local. Dahulu mungkin agak sulit mendapati berita-berita digital yang dibagikan dijejaring maya, terlebih sekali lagi hanya kisah-kisah menyenangkan, yang mungkin saja masih selaras dengan tujuan dari facebook itu sendiri. Entahlah mungkin sekarang facebook menjadi jejaring yang merangkum seluruhnya kedalam  pembahasan dengan skala yang besar dan memiliki segala aspek. 

Terlepas dari perubahan karakter, atau pergantian peran yang ada dijejaring social yang saya pakai sejak 2009 silam ini sejujurnya pada beberapa pembahasan saya merasa terhibur dan informative, semisal kiriman-kiriman dari beberapa bloger yang sengaja saya ikuti yag memiliki ciri tulisan yang informatif dan bersifat real dengan sudut pandang yang logis. Atau juga berita olah raga semisal Manchester United dan beberapa foto-foto keren karya Nasional namun dikagumi oleh warga International. Beberapa hal positif tersebut membuka kesadaranku terhadap pentingnya informasi yang real dibandingkan dengan informasi yang hanya mengejar rating terbanyak atas selera masyarakat yang mudah terprofokasi akan berita-berita sedikit tidak berguna jika dilihat dari sisi media yang mengulasnya.

-
Lalu tentang krisis yang saya maksud adalah btapa kritis hasil pemikiran dari beberapa teman dunia maya atau warganet yang notabenenya adalah teman-teman yang ada didunia nyatapula, beberapa hari ini kisah klasik yang selalu diangkat, diulas dengan pemikiran masing-masing tentang krisis listrik didaerah terpencil disebelah tenggara Sulawesi. Kepulauan Wakatobi tepatnaya di Pulau Tomia, Pulau yang selalu saya bangga-banggakan disetiap kesempatan. Krisis listrik sebetulnya tidak begitu enak lagi dibicarakan pada saat krisis yang sama kembali terulang. Ini hampir sama dengan memakan masakan yang dipanasi berulang-ulang.

Sayapun tidak terlalu tahu menahu akan duduk permasalahan yang terjadi sekarang hingga memicu beberapa komentar-komentar miring yang menyebar luas ke telepon genggam yang serba cangging hingga kelaptop-laptop pribadi atau perkantoran. Dulu permasalahan yang sering muncul adalah kurangnya bahan bakar mengingat PLN menggunakan mesin diesel degan menggunakan bahan bakar solar, dibeberapa kesempatan terjadi keterlambatan penyuplaian bahan bakar yang dikarenakan oleh beberapa factor entah factor alam atau factor manusia itu sendiri. Factor alam munkin sangat berpengaruh dikarenakan medan yang harus ditempuh oleh kapal-kapal minyak harus menyebrangi laut-laut kepulauan Wakatobi yang bersambugan langsung dengan laut Banda yang terkenal dengan keganasanya dibeberapa musim.

Namun jika itu merupakan factor masusia maka yang harus dipertanyakan adalah profesionalisme dari masing-masing tenaga ahli. PLN merupakan perusahaan besar milik Negara yang merupakan jantung penerangan Negara hingga kepelosok bagaimanapun caranya, sangat disayangkan jika masih memiliki tenaga-tenaga ahli yang belum menguasai bidangnya. Memang mesin diesel yang biasa deigunakan pada listrik memiliki tingkat kerumitan tersendiri dibandingkan dengan mesin diesel lain. Yang saya apresiasi disini adalah penggunaan teknisi local. Memang sudah seharusnya teknisi locallah yang menjadi ujung tombak penerangan daerah. saya tidak meragukan lagi skil yang dimiliki tekisi-teknisi local yang telah bertahun-tahun menjaga pulau tetap terang dimalam hari walaupun beberpa waktu tejadi masalah-masalah yang tidak diharapkan terjadi.

Saya yakin segala pihak yang ada di ruang lingkup PLTD Waha telah mengupayakan yang terbaik untuk ketersediaan listrik di pulau kecil ini. Sebetulnya tidak sepatutnya kita mengambil bagian sebagai pihak yang dirugikan hingga saliang menyalahkan mengkritik hingga menebar cemohan diruang-ruang public yang siapa saja bisa terbakar. Seandainya jika kita saling support sebagaiman sembonyang yang selalu dibangga-banggakan, kata gotong royong bisa saja diartikan sebagai saliang membantu atau menyuport satu sama lain. Terlebih kita hidup dalam pulau yang bisa dikatakan kecil. Kita seolah saling menyalahkan sedangkan kita bisa saling membenahi.

Memang keberadaan listrik adalah salah satu pilar paling penting demi kemajuan masyarakat moderen, terkhususus dipulau tomia. Mimpi-mimpi akan daerah parawisa skala global dengan 27 spot diving, spot terbanyak diantara pulau-pulau lainya., dengan kawasan segitiga karang dunia pulau tomia adalah jantung dari surga-surga tersebut. Mungkin saja apa yang diangan-angankan tidak akan tercapai jika terus-menerus saling menyalahkan dengan persoalan yang sama namun tidak tertarik untuk mencari solusi yang bisa di pecahkan bersama-sama.

Apa dengan menebar segala keluh kesah, segala kerugian-kerugian, segala kebencian-kebencian akan menyelesaiakan masalah.? Tentu saja kita masih akan berporos pada permasalahan yang sama terulang-ulang tanpa solusi. Kita hanya biasa saliang mengkritik begitupun demikin yang saya lakukan. Kita saling melempar presepsi dari segala sisi yang menurut nalar kita masing-masing adalah logis. Ada baiknya kita menyamakan pandangan. Apa yang kita pandang adalah hal yang sama demi kemajuan bersama pulau yang sama-sama kita cintai.

Didalam gelap gulitanya pulau kita saling membicarakan. Tidak ada pembahasan menarik selain cahaya yang terang benderang. Segalanya seolah ada yang bertanggung jawab menyembunyikan cahaya pada malam hari, kita memulai melempar pandangan ditengah kegelapan yang lain ikut menyamai gerakan pandangan. Begitu mudahnya. Andai saja terang benderang mungkin saja kita akan memandang kesegala arah, wajah-wajah itu memasang wibawa menjadi pahlawan. Yang berperan menundukan kepala, acuh tak butuh pujian namun selalu di cemohnya setiap langkah kaki yang keliru.

Bagiku siapa yang harus disalahkan itu tidaklah penting apalagi menebarnya sebagai kebencian, sebagai kesalahan mutlak yang selalu terjadi. Sebagai penyakit yang tak kunjung sembuh-sembuh berabad-abad lamanya. Seandainya menebarnya sebagai apa yang harus dilakukan mungkin akan sedikit meringankan bukannya menebar tekanan. Seandainya didalam sebuah permasalahan kita memiliki pandangan yang sama dengan mengubah segala kebencian itu menjadi segala solusi yang positive mungkin saja terang benderanglah pulau kecil itu.
-
Masalah listrik masalah klasik, tanpa solusi tidak akan selesai. Jika menebar kebencian apa bedanya kalian dengan listrik yang mati..?

Muh. Fajri Salam
2017/10/10

Popular