WISATA KULINER



Coto Makassar dan Semangkok Kenangan

 
(Perpaduan Makan Gifo dan Melamun)

Coto Makassar makanan khas kota daeng yang melegenda. Tidak lengkap rasanya jika mengunjungi kota daeng tanpa mencicipi lezatnya menu khan kota daeng ini. Coto Makassar adalah menu sejuta umat segala lini kalangan hampir mencicipinya, tua dan mudah tidak masalah, kaya dan miskin juga apalagi. Coto Makassar yang diracik hampir sama diseluruh  warung kelas bawah, menengah hingga kelas kakap. Daging yang tenggelam didalam kuah yang telah dicampuri beberapa rempah-rempah terbaik nusantara, lalu disuguhkan dengan beberapa ketupat, adalah hari-hari sempurnah yang tidak terlupakan menjadi masyarakat kota daeng selama lima tahun.
 
(Kuliner Coto Makassar)
Resep coto Makassar tidak lagi menjadi rahasia sang koki. kita bisa menemukanya dengan mudah, sebut saja situs Google yang telah merangkul segala macam artikel dengan liar tidak terkecuali resep coto Makassar yang melegenda itu. Daging sapi adalah andalan jika ada coto Makassar yang tidak menggunakan daging sapi mungkin saya tidak akan memakanya. Lalu banyak bahan-bahan dapur yang telah dicampurkan semisal bawang merah, jahe, lengkuas, serai, daun salam, kacang tanah, minyak sayur, ketumbar, cabai dan lain-lain. kenikmatan coto Makassar sejauh saya menikmatinya terletak pada kuah yang telah dicampuri dengan teliti dengan bahan-bahan diatas. Dan biasanya pemilik warung atau restoran hanya memberi beberapa potong daging atau hati sapi.

(Coto Paraikatte Cabang Perintis)
Ada Beberapa tempat populer yang saya datangi dikala tanggal muda yang menjadikan coto Makassar menjadi menu andalanya. tanggal disaat dompet usang menemukan kemerdekaan. Sebut saja coto paraikatte, masyarakat kota Makassar pasti mengenal tempat ini dengan baik. Coto paraikatte memiliki beberapa cabang yakni di Jl. Perintis kemerdekaan, Jln. Andi Pangeran Petarani, dan juga Jln. Sultan Alauddin. Beberapa kali saya mendatangi coto paraikatte di Jln. Perintis dan mendapatkan semangkok coto Makassar hati dan daging secara gratis. Saya harus berterimakasih kepada “Jimen” teman seangkatan dikampus yang merupakan keluarga besar coto paraikatte ini, sekali lagi terimakasih yang tidak tehingga kepada “Jimen” semoga usahanya tetap menjadi yang terbaik di kota daeng.

(Coto Nusantara)

Tidak heran coto paraikatte ini mennjadi salah satu tempat favorit dikota Makassar, tempat yang nyaman, racikan rempah dan daging yang lembut serta diiringi musik-musik klasik dari pemusik yang duduk di pintu masuk, siapa yang tidak tertarik. coto nusantara yang berada didepan kantor gubrnur Sulawesi selatan juga merupakan referensi kuliner coto Makassar yang wajib dicoba, konon coto nusantara adalah tempat andalan Pak Gubernur Sulawesi Selatan. Area yang dekat dengan kampus UMI dan kantor Gubernur Sulawesi Selatan ini kerap ramai dikunjungi penikmat coto Makassar.

***
(Tugu Kota Bungku)

Coto Makassar menikmatinya adalah candu, dan candu selalu mendatangkan kerinduan, dan rindu selalu terselip kenangan. Akhir pekan kemarin tidak sengaja saya menemukan sajian cotto Makassar yang nikmat di kota Bungku Sulawesi Tengah, kota yang mungkin awan di semua telinga warga Negara Indonesia, kota yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Morowali. Tidak jauh dari perkantoran Bupati Kabupaten Morowali berjejer dengan rapi warung-warung makanan yang kebanyakan dibangun dengan berbahan kayu dan diwarnai dengan rapi. Tempat yang mudah ditemukan karena lokasinya yang berada tepat dipinggir jalan trans Sulawesi dan juga perkantoran kaum elit. Diwarung-warung ini kita bisa menikmati sajian coto Makassar dengan mendengarkan musik yang hampir seluruh pemilik warung memiliki aliran dan selera musik yang sama yakni dangdut koplo.

(Well This is Me, Ceritanya Mau Lihat Harga)

Dari aliran musik diwarung coto Makassar ini kita mungkin bisa meraba-raba asal muasal sang koki yang menyajikan sajian nikmat coto Makassar Di Kota Bungku ini. Aliran dangdut koplo sangat familiar ditelinga masyarakat jawa dibandingkan masyarakat Sulawesi yang kebanyakan lebih senang mendengarkan musik daerah dari musisi daerah. Menemukan masyarakat jawa di Sulawesi itu sudah biasa, beberapa lokasi dijadikan pemukiman oleh masyarakat jawa yang kebanyakan datang dari Bayuwangi, sebut saja Sukamaju didaerah Palopo dan Bahomakmur yang berada dikawasan industri Pabrik pengolahan nikel terbesar dikawasan Asia Tenggara PT.IMIP Morowali. Namun menemukan masyarakat jawa yang lihai meracik menu andalan khas Makassar ini adalah hal yang tidak biasa, memang harus diakui masyarakat jawa terkenal dengan skilnya didapur.

Coto Makassar memang masakan yang menurut saya legenda. Sekarang kita bisa menemukannya dimana-mana, entah itu dari sang koki berdarah Bugis Makassar atau dari sang koki yang pernah bertandang dikota daeng. yang pastiya siapapun kokinya kekhasan rasa dan sajian coto Makassar pasti menyiratkan  makna tentang masyarakat kota daeng. Menikmati semangkuk coto Makassar serasa berostalgia, memakanya dengan melamun juga tidak menjadi masalah dan mungkin kita akan terbawa kebebrapa kehidupan yang menarik di kota daeng ini. Kita bisa menyaksikan masyarakat kota daeng yang sibuk dan keras, namun disaat mereka sedang menikmati coto Makassar kita akan melihat kelembutan masyarakat Makassar.

Saya harus berterimakasih kepada sang koki yang mencintai musik koplo daripada coto Makassar ini. Setelah saya hitung mundur sudah sebelas bulan tidak pernah merasai lagi masakan legenda ini. Dibeberapa kota yang saya singgahi pasti selalu ada yang menyediakan menu andalang ini, dan seingatku keinginan untuk singgah dan duduk menikmatinya sungguh besar. Namun dikota Bungku inilah puncak kerinduan akan selera didalam semangkok coto Makassar. Dan terimakasih telah mengembalikan beberapa bait kenangan akan kota daeng yang kami cintai walau dalam daftar kependudukan saya hanya sebagai mahasiswa Universitas Suwasta dikota daeng.

Muh. Fajri salam
Morowali 29-11-2017


Baca Juga:

https://beribukabut.blogspot.co.id/2017/11/buruh-pabrik.html#more

-





Tidak ada komentar:

Popular