INDONESIA TIMUR YANG TERBELAKANG



* KURSI BELAKANG 

(Sumber Foto Google)

Asmat merupakan salah satu bukti diskriminasi ataupun ketidak merataan kehidupan di Negara Republik Indonesia ini. Saya masi ingat dahulu seorang dosen kami mengibaratkan kedudukan, perihal posisi yang harus kita sesuaikan ia menggambarkan kursi depan yang selalu duduk manis dan ditempati oleh orang-orang beruntung, ibarat pembagian makanan atau apa saja pernah kah dibagi dimulai dari kursi belakang.?. tidak pernah selalu dimulai dari kursi paling depan dan kursi paling belakang harus berharap was-was menunggu apakah kebagian atau tidak.? Begininah setidaknya kondisi Indonesia Timur yang berada di daerah terbelakang di Negara ini.

September 2017 kemarin, iya belum lama ini, Gizi buruk melanda masyarakat dibeberapa bagian distrik Kab. Asmat Papua. Saya melhat pemberitaannya tahun kemarin di beberapa blog dan juga akun seorang aktivis yang berasal dari tanah Papua. Mereka sama menyuarakan kondisi yang terjadi di Kab. Asmat. Saat itu media belum seheboh sekarang mengambil bagian untuk mengulurkan tangan, menyambung lidah menyampaikan bela sungkawa dan kabar duka.

Ibu pertiwi selalu menangis, 61 anak dikabarkan meninggal di Kabupaten Asmat. Anak-anak hitam bertubuh kurus dengan perut membesar. Anak-anak yang mengalami gizi buruk selalu rentang menghadapi penyakit yang menerjang. Nyawa dari generasi penerus yang akhirnya lebih memilih tidur dipangkuan Sang Maha Kuasa ketimbang menerima ketidak adilan di Negeri sendiri. kami memang berada di paling belakang, mata kalian tidak sanggup memandang kami, kami tau kalian sudah tua namun tetap kelaparan.

Masih ada ratusan jiwa lagi yang masih terancam. Namun begitulah, kita memang bukan keluarga apa peduli kalian kepada kami yang tidak pernah kalian lihat. Apa peduli kalian selain emas, tembaga, nikel. Bahan galian berat bernilai tinggi itu. Ia jelas kalian tidak akan peduli kepada kami kepada sagu yang menghidupi kami. Kalian hanya akan peduli pada jalan yang kalian permudah untuk mengangkut segala kekayaan yang tidak bisa kami angkat yang kami jaga namun kalian jarah, dengan hati memuram kami mengikhlaskan.

Kami yang dibelang negeri ini. Dibelakang tembok-tembok pencakar langit milik kalian. Digelap hutan kami hanya memandangi gemerlap cahaya sesak membelah malam. Kami yang hanya menyaksi tanpa kebagian disaat kalian membagi-bagiakan hasil jarahan yang katanya akan memberi kami bagian sebagai penjaganya namun kami tidak kebagian. Dan kami yang kebingungan melihat kalian yang manis, cantik dan sehat. Kalian adalah segalanya yang baik-baik. Dan kami hanyalah segala kepasrahan.

Disuatu masa kalian harus menyadari bahwa kalian sudah menjarah bagian terpenting dari kehidupan manusia. Kalian menjarah emas kami untuk bangsa untuk Republik Indonesia, apa yang tidak buat Negara tercinta ini. Kalian menjarah minyak, gas, nikel, tembaga dll, sekali lagi apa yang tidak kami berikan untuk Bangsa ini. Bangsa ini juga bagian dari kami. Namun ketika kalian telah merampas kehidupan kami maka  kami harus bertanya apa kami memang tidak di butuhkan Bangsa ini..?
***
Kabupaten Asmat adaah salah satu Kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia. Ibu kota Kabupaten ini terletak di Agats. Kabupaten ini terletak didaerah pesisir pantai atau di pinggir sungai. Transportasi yang digunakan untuk menuju lokasi ini mengunakan speed boat yang kira-kira menghabiskan waktu 3 jam atau 4 jam. Belum lama ini wabah Campak dan juga Gizi buruk merenggut 61 nyawa anak di beberapa distrik. 

Gizi buruk sebagaimana kita ketahui adalah salah satu bentuk malnutrisi. Malnutrisi in adalah kesalahan dalam pemberian nutrisi, bisa berupa kekurangan ataupun kelebihan. Pada dasarnya penyebab gizi buruk adalah kekurangan asupan yang mengandung protein padahal protein ini digunakan oleh tubuh dalam  pembentukan sel-sel baru selain itu juga memperbaiki sel-sel yang rusak. Resiko kemeninggalan anak dengan gizi buruk 13 kali lebih beresiko daripada anak normal.

Penyebab gizi buruk adalah karena tidak memperoleh makanan dengan kandungan dengan energy yang cukup, umumnya ini berkaitan dengan masyarakat yang perekonomianya rendah. Pengetahuan orang tua terhadap malnutrisi juga sangat mempengaruhi terjadinya gizi buruk. Dan pada dasarnya gizi buruk ini bukanlah gangguan yang terjadi mendadak. Kondisi ini berlangsung secara perlahan. Dan apa yang terjadi di Kabupaten Asmat adalah salah satu bentuk kelambanan pemerintah dalam mengatasi ataupun juga memang tidak ada perhatian pemerintah pada wilayah Papua.

Campak adalah suatu inveksi virus yang sangat menular yang ditandai dengan demam, batuk, dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan oleh inveksi virus campak golongan Paramixovirus. Penularan inveksi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Kekebalan campak diperoleh setelah vaksinasi. Orang-orang yang rentang terhadap campak adalah bayi berumur 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi, remaja dan dewasa yang belum mendapatkan imunisasi kedua. Pencegahan dan pengobatan campak yaitu dengan vaksin campak yang merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istrahat. dan makan-makanan yang bergizi agar kekebalan tubuhnya meningkat.

Wabah campak yang menginfeksi anak-anak gizi buruk di Kabupaten Asmat pada akhirnya semakin diperumit dengan kurangnya pengetahuan dari para orang tua. Ditambah parah lagi dengan kondisi puskesdes yang pegawainya entah kemana disituasi genting seperti ini. Ditambah parah lagi semakin lama berbulan-bulan, berlarut-larut wabah dan kondisi gizi buruk ini, pemerintah kabupaten memberi penanganan yang sangat lamban. Wabah yang tidak mengenal wajah Bupati ataupun Pegawai kesehatan Puskesdes Akhirnya mengakhiri nyawa anak-anak malang ini.

Pada akhirnya semua menyalahkan akses yang rumit, berlumpur, berhari-hari untuk sampai di pusat kesehatan di Ibu Kota Kabupaten, Pasien meninggal sebelum sampai dirumah sakit. Obat-obatan dan segala hal yang diperlukan sangat lamban karena akses jalan yang tidak memadai, biaya yang teramat mahal untuk sampai di distrik-distrik yang terinfeksi campak dan juga gizi buruk. Semua hal tersebut mengambarkan begitu mudahnya membiarkan masyarakat untuk kehilanagn nyawa, hanya cukup diberi harapan bantuan dan juga dimotivasi utuk sabar menunggu.

Kami tau Presiden kami yang tercinta telah membangun komunikasi yang baik dengan pemerintah daerah. Entah daerah manapun itu diwilayah timur Indonesia, namun kesemuanya meruncing pada rakyat. Kemakmuran dan keadilan itu yang harusnya tercapai. Dan realita yang terjadi adalah kami rakyat tidak merasakan kemakmuran itu, mungkin saja kemakmuran itu hanya milik segelintir rakyat yang punya jabatan sekelas pemerintah daerah kabupaten kecamatan atau desa. Dan tak ada setetes kemakmuran sedikitpun yang berakibat pada tubuh-tubuh anak-anak bergizi buruk.

Sekeras apapun pemerintah bersuara. Pendapat juga kebijakanya yang ditulis di media kiri kanan. Diberitakan rekamanya diulang berhari hari sepanjang  jaman pun tak akan ada pengaruhnya, yang dilihat adalah Rakyat. Karna sesungguhnya pemerintah hanyalah pengawal dari segala hak-hak dan kewajiban rakyatnya. Dan apa kabar semua kebijakan yang katanya tertata denga struktur yang rapi dari atas kebawah itu jika rakyatnya gizi buruk dan puluhan anak meninggal.?

Muh. Fajri Salam
2018/01/19
Morowali

Tidak ada komentar:

Popular